Aktivitas Antioksidan Tanaman Genus Curcuma dengan Metode Abts

Annisa, Alma Nur (2023) Aktivitas Antioksidan Tanaman Genus Curcuma dengan Metode Abts. Skripsi thesis, Universitas Bhamada Slawi.

[img] Text
SKRIPSI_2023_ALMA NUR ANNISA_115604.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil dengan elektron yang tidak berpasangan dan cenderung mengambil elektron dari atom lain. Oleh karena itu, tubuh memerlukan suatu senyawa antioksidan. Antioksidan alami salah satunya didapat dari rimpang temu blenyeh, kunyit dan temulawak sebagai antioksidan alami. Rimpang temu blenyeh, kunyit dan temulawak ternyata memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan fenolik yang memiliki efek sebagai penangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan nilai IC50 pada rimpang temu blenyeh, kunyit dan temulawak dengan metode ABTS (2,2 azinobis (3-etilbenzotiazolin)-6- asam sulfonat) dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Metode yang digunakan dalam proses mendapatkan ekstrak menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% dengan perbandingan 1:5. Hasil penelitian pada uji kadar total flavonoid dengan pembanding kuersetin pada panjang gelombang 362,20 nm, ekstrak temu blenyeh sebesar 15,025 (mgQE/g), ekstrak kunyit sebesar 38,786 (mgQE/g), dan ekstrak temulawak sebesar 25,025 (mgQE/g). Hasil uji kadar total fenolik dengan pembanding asam galat pada panjang gelombang 699,20 nm, ekstrak temu blenyeh sebesar 49,219 (mgGAE/g), ekstrak kunyit sebesar 38,031 (mgGAE/g) dan ekstrak temulawak sebesar 44,875 (mgGAE/g). Aktivitas antioksidan diuji dengan metode ABTS pada larutan seri konsentrasi 62,5, 125, 250, 500 dan 1000 ppm. Hasil penelitian antioksidan dengan pembanding kuersetin pada panjang gelombang 730,5 nm, pada ekstrak temu blenyeh memiliki aktivitas antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 sebesar 111,084±11,734 ppm, pada ekstrak kunyit dengan ketegori kuat dengan nilai IC50 sebesar 88,776±5,505 ppm dan ekstrak temulawak dengan kategori kuat dengan nilai IC50 sebesar 98,426±11,737 ppm, dari ketiga ekstrak tersebut ekstrak kunyit yang paling tinggi dalam menghambat aktivitas antioksidan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: NIM : E0019053
Uncontrolled Keywords: Flavonoid, Fenolik, Antioksidan, ABTS, IC50
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > S1 Farmasi
Depositing User: Pustakawan Editor Bhamada
Date Deposited: 05 Feb 2024 02:25
Last Modified: 24 Oct 2024 07:23
URI: http://repository.bhamada.ac.id/id/eprint/170

Actions (login required)

View Item View Item